Muzdalifah, Tempat Bermalam Jamaah Haji
Muzdalifah adalah salah satu tempat penting dalam rangkaian
ibadah haji yang terletak di antara Arafah dan Mina, sekitar 5,5 kilometer dari
Masjidil Haram, Makkah. Lokasi ini menjadi bagian dari manasik haji yang wajib
dilakukan oleh seluruh jamaah setelah wukuf di Arafah. Muzdalifah bukan sekadar
tempat singgah, melainkan memiliki nilai spiritual yang mendalam dalam
perjalanan ibadah haji.
Sejarah dan Kedudukan Muzdalifah
Muzdalifah disebut juga dengan nama Al-Masy’ar al-Haram
yang berarti tempat suci untuk mengingat Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah
memerintahkan kaum muslimin agar berzikir dan mengingat-Nya di tempat ini.
Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 198:
“Apabila kamu telah bertolak dari Arafah, maka berdzikirlah
kepada Allah di Masy’aril Haram...”
Ayat ini menjadi dasar kuat mengapa Muzdalifah memiliki
kedudukan istimewa dalam ibadah haji.
Amalan di Muzdalifah
Setelah matahari terbenam di tanggal 9 Zulhijjah, jamaah
haji berangkat dari Arafah menuju Muzdalifah dengan penuh khidmat. Beberapa
amalan penting yang dilakukan di Muzdalifah antara lain :
- Mabit
(bermalam)
Jamaah diwajibkan bermalam di Muzdalifah hingga lewat tengah malam, sebagai bentuk ketaatan kepada sunnah Nabi Muhammad SAW. Bagi yang memiliki uzur seperti orang sakit, lansia, atau perempuan, diperbolehkan meninggalkan Muzdalifah setelah tengah malam. - Mengumpulkan
Batu Kerikil
Di Muzdalifah, jamaah mengumpulkan batu kerikil kecil berdiameter sekitar 1–2 cm yang akan digunakan untuk melempar jumrah di Mina. Jumlah yang dikumpulkan biasanya 49 atau 70 butir, sesuai dengan jumlah lontaran selama tiga atau empat hari di Mina.
- Shalat
Magrib dan Isya
Di Muzdalifah, jamaah melaksanakan shalat Magrib dan Isya dengan cara jamak ta’khir, yaitu menggabungkan dua shalat tersebut pada waktu Isya, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW.
Nilai Spiritual Muzdalifah
Mabit di Muzdalifah mengajarkan banyak hikmah bagi jamaah
haji, di antaranya :
- Kesederhanaan
dan kebersamaan
Semua jamaah dari berbagai bangsa dan golongan berkumpul di satu tempat tanpa pembeda, merasakan kesederhanaan dengan tidur beralaskan tanah dan langit sebagai atap. - Kesabaran
dan kepatuhan
Menginap di Muzdalifah menguji kesabaran jamaah dalam ketaatan, meski kondisi padat dan penuh keterbatasan. - Menguatkan
zikir dan doa
Muzdalifah menjadi tempat terbaik untuk memperbanyak doa, dzikir, dan memohon ampunan kepada Allah setelah wukuf di Arafah.
Muzdalifah bukan hanya tempat persinggahan teknis dalam
ibadah haji, tetapi juga bagian penting yang sarat makna spiritual. Bermalam di
sana menjadi simbol kepatuhan, kebersamaan, dan penghambaan total kepada Allah.
Dengan memahami hikmah Muzdalifah, jamaah haji dapat meraih kesempurnaan ibadah
dan makna mendalam dari perjalanan spiritual menuju Allah SWT.
Post a Comment