Napak Tilas Isra Mi’raj di Masjidil Aqsa
Isra Mi’raj merupakan salah satu peristiwa penting dalam
sejarah Islam yang tidak hanya mengandung makna spiritual, tetapi juga nilai
historis yang sangat dalam. Perjalanan agung Nabi Muhammad SAW dari Masjidil
Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina (Isra), kemudian dilanjutkan
naik ke Sidratul Muntaha untuk menerima perintah shalat (Mi’raj), menjadi
tonggak utama dalam ajaran Islam. Masjidil Aqsa pun tercatat sebagai saksi bisu
peristiwa penuh keajaiban tersebut.
Masjidil Aqsa: Situs Suci dan Bersejarah
Masjidil Aqsa adalah masjid tertua kedua setelah Masjidil
Haram. Lokasinya berada di kompleks Al-Haram Asy-Syarif, Yerusalem, Palestina.
Dalam Al-Qur’an, Allah menyebutkan Masjidil Aqsa sebagai tujuan Isra Nabi
Muhammad SAW:
"Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya
pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi
sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat." (QS. Al-Isra: 1)
Ayat ini menegaskan kedudukan Masjidil Aqsa sebagai tempat
penuh berkah, sekaligus penghubung perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW.
Jejak Isra di Masjidil Aqsa
Dalam riwayat, Rasulullah SAW diperjalankan dengan Buraq,
kendaraan istimewa yang sangat cepat. Sesampainya di Masjidil Aqsa, beliau
menjadi imam shalat bagi para nabi terdahulu. Peristiwa ini menegaskan
kepemimpinan Rasulullah SAW sebagai penutup para nabi, sekaligus pengikat
risalah Islam dengan ajaran para nabi sebelumnya.
Di tempat ini pula, umat Islam diajarkan bahwa seluruh nabi
dan rasul adalah satu kesatuan risalah, yaitu tauhid. Masjidil Aqsa menjadi
simbol persatuan umat beriman, bukan hanya sebuah bangunan fisik.
Mi’raj: Perjalanan Langit dari Aqsa
Setelah shalat bersama para nabi, Rasulullah SAW diangkat ke
langit dalam peristiwa Mi’raj. Dari Masjidil Aqsa, beliau melewati
lapisan-lapisan langit, bertemu dengan para nabi seperti Nabi Musa, Nabi Isa,
dan Nabi Ibrahim, hingga akhirnya sampai ke Sidratul Muntaha. Di sanalah beliau
menerima perintah shalat lima waktu, yang kemudian menjadi kewajiban utama umat
Islam hingga kini.
Nilai Spiritualitas dan Refleksi
Napak tilas Isra Mi’raj di Masjidil Aqsa bukan hanya
mengenang perjalanan Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menjadi momentum untuk
memperkokoh iman. Setidaknya ada beberapa hikmah yang dapat dipetik:
- Kekuatan
Iman dan Keteguhan Hati
Isra Mi’raj adalah ujian keimanan bagi umat Islam, di mana hanya orang-orang yang yakin akan kebenaran risalah Nabi yang menerima peristiwa ini tanpa keraguan. - Shalat
sebagai Tiang Agama
Shalat menjadi hadiah terindah dari Mi’raj. Kewajiban shalat lima waktu merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada umat Islam. - Masjidil
Aqsa sebagai Simbol Persatuan
Umat Islam di seluruh dunia memiliki tanggung jawab moral dan spiritual untuk menjaga dan membela kesucian Masjidil Aqsa, yang kini masih berada dalam kondisi terancam akibat konflik.
Isra Mi’raj adalah peristiwa monumental yang menghubungkan
bumi dan langit, sejarah dan spiritualitas, serta masa lalu dan masa depan umat
Islam. Masjidil Aqsa menjadi titik penting dalam perjalanan ini, sehingga
keberadaannya tak hanya bernilai historis, tetapi juga sakral. Melalui napak
tilas Isra Mi’raj, umat Islam diajak untuk mempertebal iman, memperbaiki
kualitas shalat, dan menjaga persatuan dalam membela kemuliaan agama serta
tempat-tempat sucinya.
Post a Comment