Jejak Keislaman di Masjid Al-Aqsa, Palestina
Masjid Al-Aqsa yang terletak di Yerusalem, Palestina,
merupakan salah satu situs paling bersejarah dan suci dalam peradaban Islam.
Tidak hanya sebagai tempat ibadah, Al-Aqsa juga menjadi simbol identitas,
perjuangan, sekaligus saksi perjalanan panjang umat Muslim sejak masa awal
Islam hingga kini. Jejak keislaman di masjid ini sangat kental, baik dari sisi
spiritual, sejarah, maupun budaya.
Kedudukan Spiritual Masjid Al-Aqsa
Masjid Al-Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam sebelum
dipindahkan ke Ka'bah di Makkah. Peristiwa ini menandai betapa besar kedudukan
Al-Aqsa dalam hati kaum Muslimin. Selain itu, masjid ini juga menjadi bagian
penting dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, ketika beliau
diperjalankan dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjid Al-Aqsa, lalu
diangkat ke langit untuk menerima perintah shalat lima waktu. Karena itu,
Al-Aqsa memiliki makna spiritual yang mendalam sebagai penghubung antara bumi
dan langit.
Jejak Sejarah Islam di Al-Aqsa
Sejak penaklukan Yerusalem oleh Khalifah Umar bin Khattab
pada tahun 637 M, Masjid Al-Aqsa mulai mendapatkan perhatian besar dari umat
Islam. Khalifah Umar menegaskan toleransi beragama dengan menjaga hak-hak kaum
Nasrani dan Yahudi, sekaligus memelihara kesucian Al-Aqsa sebagai tempat ibadah
Muslim.
Pada masa Dinasti Umayyah, khususnya di bawah kepemimpinan
Khalifah Abdul Malik bin Marwan dan putranya, Al-Walid bin Abdul Malik, kawasan
Al-Aqsa diperluas dan diperindah. Dome of the Rock (Qubbat As-Sakhrah) dibangun
di kompleks Al-Haram Asy-Syarif, menandai kejayaan seni arsitektur Islam. Sejak
itu, Al-Aqsa menjadi pusat kajian ilmu agama, budaya, dan peradaban Islam di
kawasan Syam.
Peran Al-Aqsa dalam Perjuangan Islam
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Al-Aqsa memiliki jejak
perjuangan panjang umat Islam. Pada masa Perang Salib, masjid ini pernah
direbut oleh pasukan Kristen pada tahun 1099 M, namun berhasil direbut kembali
oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi pada tahun 1187 M. Sejak saat itu, Al-Aqsa
kembali menjadi simbol kekuatan Islam dan perjuangan membebaskan tanah suci.
Hingga kini, Al-Aqsa masih menjadi pusat perhatian dunia
Islam, terutama karena posisinya yang berada di wilayah Palestina yang terus
berkonflik. Keberadaan masjid ini menjadi simbol persatuan, sekaligus pengingat
bahwa menjaga dan membela kesuciannya adalah bagian dari iman.
Arsitektur dan Warisan Keislaman
Kompleks Masjid Al-Aqsa bukan hanya terdiri dari satu
bangunan utama, melainkan mencakup berbagai masjid kecil, menara, kubah, dan
madrasah. Keindahan arsitektur Islam terlihat jelas dari ukiran kaligrafi,
mozaik, hingga desain kubahnya yang khas. Semua itu menunjukkan betapa kuatnya
jejak seni dan budaya Islam yang terus dipertahankan dari generasi ke generasi.
Masjid Al-Aqsa adalah warisan agung yang tidak hanya menjadi
bagian dari sejarah Palestina, tetapi juga sejarah peradaban Islam dunia. Jejak
keislaman yang tertanam di dalamnya mengingatkan umat Muslim akan pentingnya
menjaga persatuan, memperkuat iman, serta melestarikan warisan spiritual dan
budaya yang terkandung di dalamnya. Bagi umat Islam, Al-Aqsa bukan sekadar
bangunan, melainkan simbol cinta, perjuangan, dan keyakinan yang abadi.
Post a Comment