Cara Membuat Dashboard Analisis Data Pengiriman Barang
dengan Excel
Di era digital saat ini, banyak perusahaan logistik,
e-commerce, maupun bisnis retail yang membutuhkan laporan cepat dan akurat
untuk memantau pengiriman barang. Salah satu cara efektif untuk menyajikan
informasi tersebut adalah dengan menggunakan dashboard analisis data.
Dashboard berfungsi sebagai tampilan visual yang menyatukan data penting
sehingga memudahkan manajemen dalam mengambil keputusan.
Salah satu tools yang paling mudah digunakan adalah Microsoft
Excel. Selain karena sudah familiar di banyak kalangan, Excel juga
menyediakan fitur lengkap seperti PivotTable, PivotChart, Conditional
Formatting, dan Slicer yang bisa dimanfaatkan untuk membuat dashboard
interaktif.
1. Persiapan Data
Sebelum membuat dashboard, langkah pertama adalah menyiapkan
data pengiriman barang. Data ini biasanya mencakup:
- Nomor
Resi / ID Pengiriman
- Tanggal
Pengiriman
- Nama
Ekspedisi
- Asal
dan Tujuan Pengiriman
- Status
(Dikirim, Dalam Proses, Terkirim, Gagal, dll.)
- Biaya
Pengiriman
- Estimasi
Waktu
Pastikan data tersusun rapi dalam format tabel Excel agar
mudah diproses.
2. Membuat Tabel dan Membersihkan Data
- Ubah
data mentah menjadi Excel Table dengan menekan Ctrl + T.
- Pastikan
tidak ada data ganda (duplicate) atau kolom kosong.
- Gunakan
fitur Data Validation untuk menyamakan format input, misalnya
status hanya bisa diisi dengan pilihan tertentu (Terkirim, Pending,
Gagal).
3. Membuat PivotTable untuk Analisis
PivotTable sangat penting untuk merangkum data. Beberapa
analisis yang bisa dibuat antara lain:
- Jumlah
pengiriman per ekspedisi.
- Persentase
pengiriman sukses vs gagal.
- Total
biaya pengiriman per wilayah.
- Rata-rata
waktu pengiriman berdasarkan tujuan.
Langkahnya:
- Pilih
data → Insert → PivotTable.
- Susun
field sesuai kebutuhan (contoh: "Ekspedisi" di Rows,
"Jumlah Resi" di Values).
- Buat
beberapa PivotTable untuk analisis berbeda.
4. Membuat PivotChart
Untuk memvisualisasikan data agar lebih mudah dipahami:
- Gunakan
PivotChart seperti bar chart, pie chart, atau line chart.
- Contoh:
pie chart untuk membandingkan persentase ekspedisi, bar chart untuk biaya
per wilayah, line chart untuk tren pengiriman per bulan.
5. Menambahkan Slicer & Timeline
Agar dashboard lebih interaktif, gunakan fitur Slicer
dan Timeline.
- Slicer:
memungkinkan pengguna memilih data berdasarkan kriteria (misalnya
ekspedisi tertentu).
- Timeline:
memungkinkan filter berdasarkan rentang tanggal.
Dengan ini, manajer bisa langsung melihat analisis data
dalam periode tertentu tanpa harus memfilter manual.
6. Mendesain Dashboard
Langkah terakhir adalah menyatukan semua elemen ke dalam
satu sheet khusus:
- Atur
layout agar rapi dan mudah dibaca.
- Gunakan
warna konsisten (misalnya hijau untuk sukses, merah untuk gagal).
- Tambahkan
judul, keterangan, dan logo perusahaan.
- Gunakan
Shapes untuk membuat panel navigasi sederhana.
7. Contoh Analisis dalam Dashboard
Dalam dashboard analisis data pengiriman barang, biasanya
ditampilkan informasi seperti:
- Jumlah
Pengiriman: total order yang dikirim.
- Rasio
Pengiriman Sukses: % pengiriman yang berhasil.
- Top
5 Ekspedisi: ekspedisi paling sering digunakan.
- Biaya
Pengiriman per Wilayah: grafik bar untuk perbandingan antar wilayah.
- Tren
Pengiriman Bulanan: grafik line untuk melihat perkembangan.
Membuat dashboard analisis data pengiriman barang dengan
Excel sangat bermanfaat untuk perusahaan, baik skala kecil maupun besar.
Dengan dashboard, pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan berbasis data.
Selain itu, Excel memberikan fleksibilitas tinggi sehingga bisa disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing bisnis.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas—mulai dari
persiapan data, PivotTable, PivotChart, hingga desain dashboard—Anda sudah bisa
memiliki sistem analisis pengiriman yang praktis, murah, dan interaktif.
Post a Comment